Pages

Pengelolaan Proses Produksi

Pengertian Dasar

  1. Produksi, diartikan sebagai usaha manusia mengolah atau mengubah sumber-sumber ekonomi (bahan-bahan) menjadi produk baru. Selain itu produksi juga dapat diartikan sebagai setiap kegiatan yang ditujukan untuk menciptakan atau menambah nilai guna dari suatu barang/jasa yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan.
  2. Produk, merupakan hasil dari kegiatan produksi yang memiliki sifat-sifat fisik dan kimiawi, serta ada jangka waktu antara saat diproduksi dengan saat produk tersebut dikonsumsi atau digunakan.
  3. Jasa, merupakan hasil dari kegiatan produksi yang tidak memiliki sifat-sifat fisik dan kimiawi, serta tidak ada jangka waktu antara saat diproduksi dengan saat dikonsumsi.

Manfaat Produk dan Jasa

Terdapat tiga manfaat dari produk dan jasa, yaitu:
  1. Manfaat bentuk (form utility)
    Merupakan manfaat dari produk atau jasa ditinjau dari segi bentuk. Sebagai contoh, seorang wirausahawan membuka usaha pengolahan ikan lele menjadi abon lele.
  2. Manfaat tempat (place utility)
    Yaitu manfaat produk atau jasa ditinjau dari segi tempat. Sebagai contoh, seorang wirausahawan membuka usaha penjualan beras organik di daerah kota, yang diambilnya dari kelompok petani organik di desa.
  3. Manfaat waktu (time utility)
    Yaitu manfaat produk atau jasa ditinjau dari segi waktu. Sebagai contoh, seorang wirausahawan membuka usaha pembuatan jas hujan untuk dijual nanti pada saat musim hujan tiba.

Proses Produksi

Proses produksi merupakan cara menciptakan atau menambah faedah produk atau jasa dengan menggunakan sumber-sumber ekonomi (faktor-faktor produksi).

Perencanaan Proses Produksi

Sebelum seorang wirausahawan melaksanakan kegiatan proses produksi, hendaknya melakukan perencaan yang matang terlebih dahulu. Perencanaan proses produksi ini meliputi dua aspek yaitu:
  1. Perencanaan Produk
    Inti dari perencanaan produk adalah merencanakan barang/jasa yang akan dijual kepada konsumen atau pelanggan. Perencanaan produk bersifat lebih luas daripada perencanaan produksi, dan menunjukkan kebijakan umum dan kebijakan jangka panjang dari perusahaan.
  2. Perencanaan Produksi
    Perencanaan produksi menyangkut bagaimana kegiatan produksi itu akan dilaksanakan guna menghasilkan produk yang telah direncanakan. Perencanaan produksi bersifat taktis, dan menunjukkan kebijakan kebijakan jangka pendek perusahaan.
Perbedaan antara kedua aspek proses produksi diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:

Aspek Waktu

Perencanaan Produk Perencanaan Produksi
Rencana tentang apa (what) dan berapa banyak (how much) barang yang akan diproduksi oleh perusahaan Rencana tentang apa dan berapa banyak barang yang akan diproduksi oleh perusahaan untuk jangka waktu proses produksi tertentu

Aspek Sasaran

Perencanaan Produk Perencanaan Produksi
Jangka waktu bersifat jangka panjang Jangka waktu biasanya untuk satu tahun berjalan, dan biasanya pula ada perubahan pada setiap bulannya

Aspek Manfaat

Perencanaan Produk Perencanaan Produksi
Berguna untuk menyusun layout pabrik, lingkungan kerja, dan perekrutan tenaga kerja Berguna antara lain untuk menyusun jadwal produksi, menghitung kebutuhan bahan baku dan bahan penolong, serta upah tenaga kerja

Aspek Perencanaan Produk

Meliputi:
  1. Produk apa yang akan dibuat?
    Untuk menetapkan produk apa yang akan dibuat, seorang wirausaha dapat menempuh satu dari dua cara, meliputi berdasarkan tarikan pasar (Market-pull), yaitu:
    • Membuat apa yang bisa dijual
    • Memenuhi kebutuhan masyarakat
    Serta berdasarkan tarikan teknologi (Technology-push), yaitu:
    • Menjual apa yang bisa dibuat
    • Menciptakan kebutuhan masyarakat
  2. Berapa volume produk?
    Berapa kapasitas atau volume produk yang direncanakan. Hal ini didasarkan kepada:
    1. Teknik statistika
      Berapa banyak barang yang akan diproduksi ditetapkan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan dari tenaga penjual, eksekutif (manajer perusahaan), dan pakar (expert).
    2. Teknik non-statistika (analisis kuantitatif)
      Berapa banyak barang yang akan diproduksi ditetapkan berdasarkan analisis kuantitatif data masa lalu dan proyeksi mendatang dengan memakai rumus-rumus statistika tertentu.
  3. Berapa banyak kombinasi produk?
    Terkait dengan berapa jumlah jenis produk yang akan diproduksi. Sebagai contoh akan memproduksi dan menjual produk jenis X dan Y. Karena sumberdaya terbatas, maka harus ditentukan kombinasi produksi yang tepat, berapa jumlah X dan Y yang akan diproduksi.

Aspek Perencanaan Produksi 

Faktor-Faktor Pertimbangan dalam Perencanaan Produksi

Terdapat beberapa macam pertimbangan dalam merencanakan produksi suatu barang atau jasa, diantaranya:
  1. Jumlah kebutuhan produksi per produk selama periode tertentu
  2. Kebijakan persediaan terhadap jumlah persedian bahan baku dan bahan penolong, bahan setengah jadi dan barang jadi
  3. Kebijakan kapasitas mesin atau kapasitas poduksi
  4. Tersedianya fasilitas produksi, seandainya terjadi penambahan atau pengurangan kapasitas produksi
  5. Tersedianya bahan baku, bahan penolong, dan tenaga kerja
  6. Jumlah atau lot produksi yang ekonomis
  7. Jadwal produksi dalam satu periode anggaran tertentu
  8. Skala produksi dan karakteristik proses produksi
  9. Dan lain-lain, termasuk dampak dari lamanya proses produksi

Langkah-Langkah Prerencanaan Produksi

Langkah pertama dari perencanaan produksi adalah penelitian dan pengembangan produk, meliputi:
  1. Penelitian terhadap proses produksi, yaitu penelitian terhadap proses produksi yang sedang berjalan dan kemungkinan pengembangannya
  2. Penelitian terhadap produk, yaitu ditujukan untuk perbaikan atau perubahan terhadap produk yang ada disesuaikan dengan selera konsumen
Kemudian dilanjutkan dengan langkah kedua yaitu mencari gagasan dan seleksi produk, yaitu:
  1. Mencari gagasan dan peluang usaha. Ini dilakukan dalam rangka pengembangan produk. Gagasan ini dapat berasal dari pasar atau konsumen, teknologi yang ada atau digunakan, serta berasal dari pihak ketiga atau biasanya pihak ahli.
  2. Memilih produk, yaitu memilih gagasan masuk terbaik demi pengembangan produk. Terdapat tiga instrumen yang digunakan untuk menguji kelayakan gagasan:
    • Kelayanan finansial, yaitu memakai “Project Index Value” dengan formulasi Return on Invesment (ROI)
    • Kesesuaian operasi, yaitu apakah operasi dari produk yang akan dikembangkan sesuai dengan operasi produk yang sudah ada?
    • Potensi pasar, yaitu pengembangan suatu gagasan mengenai produk harus ditentukan pula oleh potensi pasar dari produk tersebut.
  3. Membuat desain pendahuluan, meliputi:
    • Penentuan bentuk serta fungsi produk baru yang akan diproduksi
    • Pemilihan bahan yang akan digunakan
    • Kesempatan diversifikasi
    • Pengujian
    • Desain akhir
Langkah ketiga adalah menentukan skala produksi. Beberapa hal yang harus diperhatikan adalah:
  1. Penetapan waktu, yaitu kapan proses produksi akan mulai dlaksanakan.
  2. Penetapan kuantitas produk, yaitu berapa banyak volume produksi yang akan dihasilkan
  3. Menghitung keperluan biaya, yaitu berapa besar biaya yang diperlukan untuk keperluan proses produksi
  4. Menetapkan jumlah tenaga yang akan dipekerjakan
  5. Menetapkan mesin/peralatan apa saja yang akan digunakan
  6. Menetapkan persediaan bahan baku yang optimal sesuai dengan kebutuhan

Tahapan dalam Penetapan Skala Produksi

  1. Routing, yaitu tahap menetapkan dan menentukan urutan-urutan proses produksi dari hahan baku sampai menjadi barang jadi, termasuk didalam tahap ini adalah penyusunan alat-alat/fasilitas yang diperlukan dalam proses produksi
  2. Scheduling, yaitu tahap menetapkan dan menentukan jadwal kegiatan operasi proses produksi, sebagai satu kesatuan dari keseluruhan kegiatan produksi
  3. Dispaching, yaitu tahap menetapkan dan menentukan proses pemberian perintah untuk mulai melakukan kegiatan proses produksi sesuai dengan routing dan scheduling 4) Follow–up, yaitu tahap menetapkan dan menentukan berbagai kegiatan agar tidak terjadi penundaan dan mengkoordinasi seluruh perencanaan kegiatan proses produksi

Prinsip Penetapan Skala Produksi

  1. Skala produksi harus sesuai dengan tujuan perusahaan atau tujuan usaha, artinya jangan sampai tujuan perusahaan harus diubahdisesuaikan dengan skala produksi yang terlanjur telah ditetapkan
  2. Memperhatikan prinsip praktis dan kesederhanaan, artinya skala produksi harus mudah dilaksanakan oleh siapapun dan bersifat sederhana
  3. Skala usaha bermanfaat dalam memberikan analisis dan klasifikasi mengenai kegiatan proses produksi

Faktor-Faktor Pertimbangan dalam Menetapkan Skala Produksi

  1. Sifat proses produksi.
    Apakah produk dibuat atas dasar pesanan (job order), karena produk tersebut tidak dijual secara bebas di pasaran (given market), atau perusahaan tidak perlu mengadakan persediaan barang (zero inventory), ataukah produk dibuat secara massal (mass production).
  2. Jenis dan mutu produk yang akan diproduksi
    • Bersifat sebagai barang habis-pakai (undurable goods) ataukah barang yang bersifat tahan lama (durable goods)?
    • Kegunaannya sebagai barang konsumsi (consumer goods) ataukah sebagai barang produksi (producer’s goods)?
    • Pembiayaannya bergantung kepada biaya satuan ataukah biaya total?
    • Sifat permintaannya diproduksi atas permintaan musiman ataukah permintaan rutin
  3. Pola atau kebijakan produksi, yaitu menyangkut pendistribusian untuk masa produksi tertentu, biasanya satu tahun, kedalam periode-periode pendek misalnya kwartal, triwulan, satu bulan dsb.
    • Pola produksi konstan. Distribusi produk dari tahunan ke bulanan relatif konstan pada setiap bulannya
    • Pola produksi bergelombang. Distribusi produk dari tahunan ke bulanan tidak konstan dari bulan ke bulan bergantung kepada penjualan
    • Pola produksi moderat. Distribusi produk dari tahunan ke bulanan, dimana jumlah produksi dan jumlah persediaan berubah-ubah bergantung kepada naik-turunnya penjualan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Mengenai Saya

Foto Saya
Blora, Cepu, Indonesia
Pribadi sederhana yang tak jua berhenti berpikir dan belajar.

Most Reading

Diberdayakan oleh Blogger.